Tuesday, March 1, 2011

PERCIKAN CAHAYA PUTRI BANGSAKU

Lembaran – lembaran kalender terilihat kembali berserakan di atas meja belajarku, sesekali ku lihat setiap tanda merah bekas goresan, tanda hari yang berkesan dalam hidupku. Seperti biasa setiap awal bulan, kalender, ku gugurkan satu persatu sebagai tanda satu bulan berlalu. Awal bulan ini ku sambut dengan meriah, seberkas senyum diaduk dengan siulan menghiasi bibirku, ku ingat-ingat kembali kenapa di awal bulan ini batinku membagi kebahagian pada makhluk disekitarku dengan siulan nyaring mendayu mengisi kekosongan malam awal bulan, “ Hhmm... oh ya baru kuingat temanku akan pulang dari Jerman rupanya.” Bisik batinku, “ Tahu gak temen ku itu wanita super hero yang pernah ku temui, gimana nggak, hari-harinya selalu dipenuhi dengan aktifitas-aktifitas yang super padat mulai dari, organisasi ampe tugas nya sebagai asdos(asisten dosen) yang lier banget gitu. Aku aja sampai pusing dengar ceritanya, oppss hampir keterusan melamunnya nih sekilas cerita teman aku yang sedang kebayang sih!” bisik batinku panjang lebar.
“ Wah, gak sabar neh nunggu besok pagi!” kembali batinku berbisik seraya memutuskan siulan hangatku.
Tanpa terasa kulihat jam sudah menunjukkan pukul 00.00 wib, “Wah, sudah larut neh, sebaiknya aku tidur,” gumanku sambil merebahkan tubuh ditempat tidur.
Awal pagi, ku sambut dengan senyum secerah mentari mengiringi langkah kakiku menuju gerasi motor bututku, untuk memanasakan mesin motor bututku, sejenak ku balikkan tubuh ku menuju pintu ruang tengah sambil berteriak, “Bu, Siti berangkat sekolah ya” sambil ku salami tangan ayah, ibuku, ku tarik gas dan terus melaju ke sekolah tercinta.
“Mel... Mel...” teriakku dari atas motor, memanggil Imel teman baikku yang pulang dari Jerman, dengan lenggoknya yang khas Imel mendekatiku dan langsung memukulku seraya berkata “Ti, tau gak Ti, acara di Jerman kemarin keren banget tau, aku banyak banget dapat kenalan temen-temen dari berbagai pelosok dunia, mulai dari kulit hitam, abu-abu, coklat, ampe putih kapur.” Biasa kebiasan si Imel cerita berlebih-lebih gitu.
“Eit, tunggu dulu mana oleh-olehnya bro?” balasku sambil melepas helm dari kepalaku, “Aman itu bisa diatur, jam istirahat nanti kita ketemuan di tempat biasa sambil ngobrol-ngobrol, “Okey, Bro!.” Ucapnya sambil pergi meninggalkan kelasnya yang berada di depan kelasku.
Tet....tet... terdengar suara bel sekolah sebagai tanda jam istirahat, dengan langkah seribu, ku pergi ke kantin belakang, tak lupa ku bawa pulpen sama secarik kertas binder yang biasa kugunakan untuk mencatat hal-hal yang disampaikan oleh si Imel nanti, maklum Imel itu orang yang paling seneng berbagi pengalaman apalagi dia itu banyak makan asam garam pergaulan, wajar sih hampir setiap bulan kerjaannya keluar negeri gitu.
“Siti, tahu gak, aku sedih banget setelah mendengar cerita teman-teman sewaktu di Jerman kemarin!” ungkapnya dengan mimik sedih.
“Emang ada apa Mel? Kok ceritanya Setengah terisak gitu, jadi sedih euy” jawab ku sambil mencoba mencairkan suasana.
“Gini ceritanya Ti, denger baik-baik ya!” jawab imel membalas guyon ku tadi, “Kemarin pada saat aku di Jerman, kami kan sharing-sharing gitu, rata-rata mereka menceritakan masalah anak-anak jalanan yang ada di hampir seluruh lampu merah kota di seluruh dunia, ada yang bilang mereka itu diperalat oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk membantu mencari nafkah mereka, dan besar kemungkinan merke ditipu lantaran seperti yang kita ketahui pengetahuan anak-anak itukan masih sangat minim so bisa dengan mudah ditipu. padahal sebenernya anak-anak seumuran itu kerjaannya bermain di taman, dan istirahat ditemani orang tua mereka tapi apa?, mereka malah disuruh mengemis, Ti! Gimana gak keterlaluan itu?” Kata Imel panjang lebar sambil mengusap air matanya.
“Ya juga sih, tapi, sekarang kita harus mencari solusi bukan mengungkit-ungkit kekurangan melulu, hmm.... gimana kalau kita buat suatu kegiatan untuk anak-anak jalanan mau?” balas ku sambil mata berbinar-binar seolah-olah ideku pasti diterima.
“Hmm....” jawab Imel manggut-manggut, entah tanda mengerti atau tanda kesel dengan jawabanku yang seolah-olah menggurui.
Teng... teng..... bunyi bel tanda masuk, “yaudah bro, besok lagi kita lanjutkan ceritanya ya.” Kata ku sambil lari ke kelas, maklum yang bakalan masuk guru paling killer se-Indonesia.
Tapi ku lihat Imel masih belum beranjak dari tempat duduknya.
Besoknya, seperti biasa ku cari Imel ke kelasanya tapi, terlihat dia tidak ada dan kelasnya juga kosong, ku coba tuk cari tahu keberadaan Imel, setelah puas berkeliling akhirnya ku temukan seorang anak yang sekelas dengan Imel, “Bud, Imel dan anak anak cewek yang lain kemana kok gak terlihat?” tanya ku ke Budi,
“oh, mereka sedang pergi ke Sliwangi” Jawab Budi sambil pergi. Kemudian ku tarik motorku aku langsung pergi ke Sliwangi tuk mencari Imel dan teman-temannya,
Sesampainya di sana ku temui Imel dan teman-temannya sedang mengajari anak-anak jalanan belajar membaca dan menulis, semua anak kelihatan antusias belajar yang diselingi dengan canda tawa mereka, dari sana tergambar betapa bahagianya mereka bisa merasakan indahnya kasih sayang orang lain. Untuk tidak menggangu konsentrasi dan aktifitas Imel dan teman-teman, aku langsung pergi.
Setelah melihat kegiatan yang dilakukan Imel dan teman-temannya, selama di jalan terbesit dalam hatiku begitu mulia sekali Imel dan teman-temannya yang rela mengorbankan waktu, dan tenaganya untuk membahagiakan anak-anak jalanan.
“Apa yang telah aku lakukan, kenapa tidak pernah terbesih oleh ku untuk melakukan tindakan yang begitu mulia seperti yang dilakukan Imel pada anak-anak itu?” Pekik batinku
“jadi, apa kontribusi ku pada orang yang butuh tenaga, fikiranku, apa?” tambahku.
“oh, ya aku punya ide, bagaimana kalau aku ikutan Imel aja” jawab batinku.
Besoknya ku temui datang lebih awal dari biasanya, maklum ku berharap bisa ngobrol lebih lama sama Imel, Maklum kebiasaan Imel datang ke sekolah satu jam sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar. Saat ketemu ku langsung menarik Imel dan mengajaknya bicara empat mata. “ mel, ini penting mel, aku mau ikutan acara seperti yang kalian lakukan kemarin pagi, giman, boleh gak?”
“Kenapa nggak? kami akan membuka seluas-luasnya kepada siapa aja yang pengen ikutan kita, so bergabugn aja” Jawab Imel dengan Diplomatisnya .
Siangnya ku kembali menyusul ke tempat kemarin, disana tidak terlihat Imel, tapi hanya ada beberapa orang saja, itu pun kalau dihitung tidak lebih dari jumlah orang yang kemarin, “Hmm. Kemana ya Imel” tanyaku dalam batin
“apa mungkin dia tidak datang ya” sambung batinku, setelah bertanya tanya, ternya ta Imel melakukan kegiatan yang lain yaitu kegiatan donor darah.
Begitulah seterusnya setiap kali aku baru mau ikutan kegiatan si Imel selalu saja Imel telah melakukan kegitan kemanusiaan yang lain, dari kejadian demi kejadian itu ku merasa dan bertanya “kapan aku bisa menjadi yang pertama dalam melakukan Kebaikan untuk orang lain, kenapa aku belum juga bisa berfikir kritis seperti pola fikirnya Imel???” pertanyaan itu selalu terbesit dalam hatiku dan entak kapan akan ku temui jawabannya.

Friday, May 7, 2010

PENGUMUMAN

Bagi temen-temen FK-Unsyiah '07 yang mau liat judul skripsi diterima apa belumnya bisa dilihat pada file download tan di Link ini:
Disini

Saturday, February 27, 2010

ISI KRS dan KHS ONLINE



MOHON MAAF,

BILA TERJADI "ERROR CONNECTION" ATAU "ERROR THE REQUEST URL COULD NOT BE RETRIEVED" ATAU "CONNECTION HAS TIME OUT" DLL

INI DIMUNGKINKAN KARENA SERVER PUKSI UNSYIAH SEDANG OFFLINE ATAU UPDATE DATA.